Senin, 18 Oktober 2010

cerpen

saya datang lagi..! lalalalala... syubidupappa~~ *edan* #abaikan saja
aku lagi pengen bikin cerpen, dan inspirasi memang sering datang ke tempat yang tak terduga~~
ni cerpen dateng nya , maksudnya inspirasinya, liat pohon. mungkin anda ndomblong, mangap, ngeces, ngiler, ato malah ngorok. aku sendiri juga ningung, tau-tau ada aja ntu ide. udah banyakan, baca saja yang berikut ini !


“Suatu hari nanti, aku akan menjadi orang terkenal ! Aku akan sukses, kaya, dan pintar. Membanggakan bangsa, agama, negara, dan diriku sendiri, dan or.. Hh...” mendadak wajah anak kecil yang tadi berikrar lantang itu berubah murung. Ia tertunduk lesu.
“Sudah , Yak. Kau jangan lesu gini. Ntar gak maju-maju lhoh ! Katanya mau banggain mereka.. Ayo, semangat !” kata seorang anak perempuan yang sudah agak besar, --mungkin 11 tahun--, sambil merangkul erat pundak anak itu, seolah berusaha memberinya kekuatan, walaupun tak urung dapat kulihat dari tempatku berdiri, --dan mengamati mereka--, matanya sedikit berkaca-kaca dan hidungnya memerah. Tapi ia tetap berusaha tersenyum demi anak itu, sambil sesekali menggigit bibir utuk melepaskan sedikit emosinya.
Bagiku, posisi mereka itu menampilkan siluet indah dibawah pancaran sinar matahari yang menembus pepohonan di belakang mereka alias di depanku, tepatnya mereka di sebrang jurang tempat ku berdiri, menghadap ke arahku, tapi tampak nya mereka tak menyadari keberadaanku.
Anak kecil itu --yang kuperkirakan perempuan berdasarkan rambut dan postur nya-- menghela nafas panjang. Tiba-tiba ia berdiri, kemudian berbalik dan mendongak, kedua tangannya terangkat tinggi diatas, wajah mungilnya menatap langsung sang surya yang mulai naik menempaati singgasananya di cakrawala, seolah menantangnya. Senyum anak kecil yang tadi dipanggil “Yak” ini merekah, menampakkan jejeran gigi kecil dan putih yang rapi, serta lesung pipit yang mempermanis kedua pipinya. Si kecil bermata bulat itu mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum melanjutkan ikrarnya dengan lantang, jauh lebih lantang dari sebelumnya.
“Aku ingin membanggakan bangsa, negara, agama, diriku sendiri, dan orang tuaku !” teriaknya sambil memejamkan matanya, merasakan angin sepoi-sepoi membelai wajahnya dengan lembut, seraya meresapi dan mencamkan perkataannya sendiri dalam hatinya.
Aku terpana. Pemandangan itu terasa begitu indah dan... menyentuh. Lalu aku teringat pada kamera yang masih menggantung di leherku. Segera saja kunyalakan dan mengambil beberapa jepretan saat itu juga, saat kusadari ada pelangi membentang, sangat indah, lebar dan jelas, jarang kulihat pelangi seperti itu. Hm...
Disaat yang indah itu kudengar perempuan yang sudah lebih besar berkata lagi,
“Yaak, pulang yok. Dah siang, panas nih. Ntar gosong lho,”
“Waah, iya, keasikan, hihi. Yok, aku juga dah laper ni kaak~~” suara kecilnya terdengar merajuk.
Perempuan yang mungkin kakaknya itu hanya tersenyum simpul, lalu merangkul dan berjalan bersama anak kecil tadi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hh.. Kuakhiri nostalgia sejenakku ketika memandang foto jepretanku yang sudah bertengger rapi di ruang tengah, terbingkai apik dengan bingkai kayu nuansa etnik yang ku”temukan” di pasar loak. Foto yang mengantarkanku menjadi juara di sebuah perlombaan fotografer junior di semarang. Terkadang sebuah foto pun memiliki nilai yang sangat berarti, bukan?


~~~~~THE END~~~~~

udaah! gaje tho? emang !! aku aja bingung ! kwokkwokkwok!!!
udah ah, males ngetik, dadah !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar